
HypePeople, kalau mendengar kata “denim” apa yang terlintas dipikiranmu? Pasti celana jeans! Memang, denim itu identik banget sama celana jeans yang kamu pakai sehari-hari. Tapi sekarang, bahan satu ini justru lagi naik kelas di dunia fashion.
Yang tadinya humble dan sederhana, kini sudah menghiasi runway. Denim jadi bahan favorit para desainer buat bereksperimen dengan tampilan baru yang unik dan statement worthy. Kok bisa ya? Berikut kisah denim selengkapnya!
Evolusi Denim: The Humble Beginning

Denim berasal dari Prancis pada abad ke 17 dengan sebutan “serge de Nimes”. Nimes adalah nama tempat kain itu dihasilkan. Yup, dan itu juga asal muasal kata “Denim”. “De Nimes”, “Denim”? Close enough. Kain ini dibuat dari campuran katun dan linen.
Jacob Davis bekerja sama dengan Levi Strauss di Amerika Serikat untuk mematenkan celana dari bahan kain ini pada tahun 1873. Celana ini diperkuat dengan paku kain untuk kantungnya yang terbuat dari perunggu dan diwarnai biru. Sejak saat inilah istilah ‘blue jeans’ mulai marak. Tapi pembelinya masih terbatas pada pekerja tambang dan buruh lainnya.
Zaman itu, masih jarang perempuan yang memakai celana panjang seperti celana jeans. Semakin banyak perempuan yang terjun ke dunia pekerjaan berat, semakin banyak juga perempuan yang “meminjam” celana jeans suaminya untuk pergi bekerja. Levi’s adalah yang pertama membuat gebrakan kontroversial dan mengeluarkan seri “Lady Levi’s” pada tahun 1934.
Perbedaannya? Ada buckle dibelakang untuk mengatur sesuai pinggang. Modelnya sangat high-rise, menggantung di atas pinggul, membuat bentuknya sangat feminin tapi tetap nyaman dan pas
Kebutuhan akan celana jeans untuk perempuan ini nggak lagi ‘kontroversial’ sejak Perang Dunia II di mulai tahun 1939, karena perempuan mulai mengambil pekerjaan berat yang kosong karena para laki-laki dilibatkan dalam perang. Sejak saat itu, celana jeans identik dengan image pekerja, baik itu pria ataupun wanita.


Sejak 1950-an, blue jeans menjadi pop culture di Amerika Serikat sebagai simbol rebel dan individuality. Alasannya? Marlon Brando memakainya pada tahun 1953 di film “The Wild One”, menggabungkan celana jeans-nya dengan jaket kulit hitam untuk yang pertama kali. James Dean mengikuti jejaknya setahun kemudian di filmnya “Rebel Without A Cause”.
Dan, saat the Marlyn Monroe memakainya pada tahun 1961, denim secara resmi jadi pakaian populer di kalangan anak muda, sampai saat ini. Bahkan sangking populernya, sekarang warna jeans yang khas itu mendapatkan sebutan sendiri yaitu “warna biru denim”.

Perbedaan Denim Biasa vs Luxury Denim

Luxury denim atau denim yang mewah mengacu pada kain denim yang terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Kain spesial ini menggunakan katun premium dan teknik finishing khusus untuk menghasilkan tekstur yang lebih halus dan tahan lama.
Mesin tenun otomatis akan menghasilkan denim lebih banyak, cepat dan seragam. Mesin tenun yang lebih tradisional menghasilkan denim dengan karakter yang lebih unik dan lebih tinggi kualitasnya. Luxury denim biasanya menggunakan teknik kedua. Bahkan dari pewarna Indigo dan teknik pewarnaannya juga diperhatikan untuk menghasilkan warna yang awet dan tidak mudah luntur.
Brand apapun yang dengan bangga memamerkan dimana bahan mereka dibuat, dan menyebutkan 100% cotton atau katun di deskripsi produk patut kamu percaya sebagai denim berkualitas tinggi. Polyester adalah bahan yang umum dicampurkan ke denim berkualitas rendah, yang membuat kainnya terasa lebih tipis. Kecuali untuk model seperti skinny jeans yang kadang membutuhkan efek melar untuk kainnya, denim yang digunakan untuk aksesoris high-end biasanya terbuat dari pure denim.
Kalau dari segi tampilan, apapun yang udah tersentuh desainer brand mewah kayaknya bakal jadi unik dan elevated. Terkadang, beberapa hardware yang biasa terlihat di celana jeans seperti paku logam atau benang dengan jahitan tebal terlihat seperti hanya hiasan, tapi beberapa desainer sengaja menempatkan semua itu juga untuk membuat produknya tahan lama.
Semua faktor ini, dari segi pembuatan sampai segi kreativitas artistik desainer adalah yang membuat bahan denim menjadi bahan yang masuk ke dunia luxury. Calvin Klein membawa celana jeans ke runway untuk pertama kalinya pada dekade 1970-an. Louis Vuitton adalah yang pertama kali melirik denim untuk tas luxury. Tas ini dipopulerkan oleh Paris Hilton di awal dekade 2000-an. Dua brand ini membuka trend bagi luxury house lainnya untuk berlomba-lomba berinovasi dengan bahan ini.

Rekomendasi untuk Kamu Para Denim-head
Gimana? Makin jatuh cinta nggak sih sama bahan yang satu ini? Siapa sangka bahan yang dulu identik dengan seragam kerja kini jadi simbol gaya yang sophisticated. Bukan lagi cuma soal celana, tapi tas, dompet, dan aksesoris lainnya, denim siap menemani harimu dengan sentuhan premiumnya sekarang juga.
📍 Available now — klik gambar buat beli langsung.
Denim on Bags
Warna biru khas denim sekarang nggak cuma lagi di celana jeans. Kamu bisa padankan tas denim koleksi kami untuk tampil denim on denim, atau pakai dengan outfit kasual andalanmu.
Denim as Accessories
Siap untuk tampil head-to-toe dengan denim? Kami punya koleksinya!
Denim on Jeans
Ngomongin denim nggak lengkap rasanya kalau kita nggak tampilin koleksi celana jeans kita. Hyperdenim adalah brand yang kita rekomendasikan untuk HypePeople. Selain gaya-nya yang variatif, kualitasnya udah pasti nggak main-main.

Siap untuk Bawa Denim to Next Level?
Dari cerita panjang denim, satu hal yang jelas, denim selalu punya tempat di dunia fashion. Faktanya, HypePeople, denim udah menjelma jadi simbol fashion mewah yang penuh karakter. Saatnya lihat denim bukan cuma dari celana aja. Kalau masih penasaran dan ingin lihat lebih detail, tinggal klik link di bawah ini!